Kubuka mata ini, dan sedetik saja kubisikkan, "Thank's God, it is weekend..." Aku bangun dan beranjak membuka sedikit tirai jendela di kamar tidur kami. Hanya untuk melihat suasana pagi dan memastikan seberapa siangnya kami bangun pagi itu! Tapi yang ku dapati malah sebuah pemandangan yang menyejukkan hati dan suasana yang menentramkan kalbu. Ku lihat atap garasi dan green house kami semua putih lembut... juga atap-atap rumah tetangga di kejauhan. Pohon apel milik tetangga belakang rumah kami juga terlihat sangat indah, walau tinggal dahan dan ranting-ranting yang terbalut lapisan es putih bening. Rumput hijau di kebun belakang juga bersemu putih dan kaku. Tak ketinggalan, kaca di green house kami jadi buram sekelilingnya karena pekatnya udara dingin semalam!
Aku ingat pemandangan pagi ini seperti gambar di kartu-kartu Natal yang dulu kulihat di Indonesia. Siluet pohon yang tinggal dahan dan ranting, dengan lapisan es berwarna putih bening.
Dan dikejauhan jalan-jalan bersemu putih juga, kadang seperti berkilau tertimpa sinar matahari... Indah dipandang memang, tapi dingin untuk dinikmati dan licin untuk dijalani. Tak heran kalau pemerintah kota (atau The Council) menempatkan Kotak-kotak garam yang besar di ruas-ruas jalan yang dirasa berbahaya, atau di tikungan-tikungan tajam. Gunanya agar setiap beberapa waktu sekali petugas, atau pun pejalan pun bisa menyiramkan garam-garam itu, untuk mengikat lapisan es agar tidak licin karena mencair permukaannya.
Suasana pagi itu juga sepi sekali... lengang, bahkan seperti tidak ada angin bertiup! Orang Jawa bilang, keadaan seperti itu adalah "sepi nyenyet". Burung-burung merpati liar yang biasanya ramai bermain di pohon-pohon belakang rumah kami juga tak kelihatan! Deru suara mobil di kejauhan pun juga tak kedengaran! Mungkin semua makhluk masih terlelap, atau mungkin malah enggan beranjak dari hangatnya petiduran mereka, setelah dinginnya malam menyisakan kebekuan pagi ini di suhu -3 derajat Celcius... yang kata suamiku masih "frozen day" belum "snowy"!!!
Aku ingat pemandangan pagi ini seperti gambar di kartu-kartu Natal yang dulu kulihat di Indonesia. Siluet pohon yang tinggal dahan dan ranting, dengan lapisan es berwarna putih bening.
Dan dikejauhan jalan-jalan bersemu putih juga, kadang seperti berkilau tertimpa sinar matahari... Indah dipandang memang, tapi dingin untuk dinikmati dan licin untuk dijalani. Tak heran kalau pemerintah kota (atau The Council) menempatkan Kotak-kotak garam yang besar di ruas-ruas jalan yang dirasa berbahaya, atau di tikungan-tikungan tajam. Gunanya agar setiap beberapa waktu sekali petugas, atau pun pejalan pun bisa menyiramkan garam-garam itu, untuk mengikat lapisan es agar tidak licin karena mencair permukaannya.
Suasana pagi itu juga sepi sekali... lengang, bahkan seperti tidak ada angin bertiup! Orang Jawa bilang, keadaan seperti itu adalah "sepi nyenyet". Burung-burung merpati liar yang biasanya ramai bermain di pohon-pohon belakang rumah kami juga tak kelihatan! Deru suara mobil di kejauhan pun juga tak kedengaran! Mungkin semua makhluk masih terlelap, atau mungkin malah enggan beranjak dari hangatnya petiduran mereka, setelah dinginnya malam menyisakan kebekuan pagi ini di suhu -3 derajat Celcius... yang kata suamiku masih "frozen day" belum "snowy"!!!
Link :
No comments:
Post a Comment