Monday, July 13, 2009

Lain Ladang Lain Belalang, Lain Lubuk Lain Ikannya

Peribahasa di atas tidak asing lagi di telinga kita sebagai orang Indonesia, yang artinya : "Setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda, atau satu aturan di suatu daerah bisa berbeda dengan aturan di daerah lain".

Dalam tulisan saya kali ini bisa dikatakan seperti catatan perjalanan saja yang ingin saya bagikan kepada teman-teman di Indonesia. Bukan untuk perbandingan semata, tetapi sekedar ingin berbagi pelajaran positif dan pengalaman hidup di negeri orang, serta sekaligus ingin menjadi seperti peribahasa berikut ini juga : "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung". Yang artinya : Di manapun kita berada, kita harus menyesuaikan diri dan menghormati adat-istiadat yang berlaku di daerah tersebut".

BIS KOTA :

Shelter Bus Board :
Info kedatangan bus di tiap halte bis, jadi tahu bis mana yang datang dan ke mana jurusannya. Bis datang tiap 6 menit sekali dan ada jadwal komputerisasinya. Dan herannya hampir selalu tepat lho!!!








DOUBLE DECKER = Bis Tingkat ala UK.
Waktu di pintu masuk kita bilang ke sopir ke mana tujuan kita, trus langsung bayar dulu baru karcis keluar. Di UK, kita juga tidak bisa berhenti di sembarang tempat, harus di Halte Bis atau tempat yang ditetapkan.
Saya selalu senang menikmati keramah-tamahan yang terjalin di dalam bis. Setiap masuk dan akan membayar karcis, sopirnya hampir selalu menyapa kita. Kadang ada ada yang berkata, "Hi ye", atau "Hello", atau "Hi Love" kalau sopirnya ramah sekali.
Dalam bis, ada kursi-kursi khusus untuk orang-orang cacat (disabled), dan juga ruang khusus untuk ibu-ibu atau orang yang membawa kereta bayi. Biasanya cuma untuk 2 kereta bayi saja. Saya salut kepada kedisiplinan sopir dan ketaatan penduduk di sini, contohnya : kalau sudah terisi 2 kereta bayi, maka sang sopir tidak akan menaikkan penumpang yang membawa kereta bayi tersebut, dan penumpangnya juga akan mengerti.
Dan setiap penumpang yang akan turun kita harus membunyikan bel yang ada hampir di tiap tiang dalam bis. Kemudian pada saat penumpang turun mereka selalu mengucapkan terima kasih atau salam balik pada sopirnya, yang biasanya saya pun sangat menikmati momen ini. Karena bagi saya budaya ini sangat baik dan komunikatif, sampai-sampai saya hafal kata-kata apa yang sering diucapkan penumpang, "Thank you", atau "Have a nice day", atau "Thank's Love", atau kalau penumpangnya kaum muda mereka cuma bilang, "Cheers!".
Paling tidak, semua kata-kata itu sebagai ungkapan terima kasih mereka pada sang sopir, walau sebenarnya kalau dipikir-pikir setiap penumpang itu toh sudah membayar tiket, dan lagi pekerjaan mengantar penumpang sampai tujuan itukan sudah pekerjaan sopir tersebut ya... Tapi dari situlah, saya belajar pada mereka bagaimana budaya berterima kasih dan menghargai jasa orang lain sesederhana apapun harus tetap kita lakukan di manapun, kapanpun dan pada siapapun.

PENYEBRANG JALAN :

Ketika akan menyeberang jalan kita hendaknya menekan tombol dahulu di tempat penyeberangan jalan (Pedestrian Cross), dan tombol itu akan memberitahu kita kapan kita diperbolehkan menyeberang. Kadang ada jalan-jalan tertentu, biasanya bukan jalan besar atau bukan jalan utama karena yang ada jalur lambatnya; kalau ada tanda di jalan berupa garis hitam putih atau kita bilang zebra cross, di jalan yang ada tanda itu kapanpun kita menginjakkan kaki di tanda zebra cross itu maka mobil yang akan lewat akan berhenti.
Dalam hal ini ada pengalaman yang menggelikan ketika Mark pertama kali di Indonesia, tepatnya waktu kita di Jakarta dan akan menyeberang jalan di tempat penyeberangan jalan atau yang ada garis hitam putihnya, Mark spontan menggandeng tangan saya dan siap akan langsung menyeberang! Spontan saya langsung tegang sambil menyentakkan tangan dan mundur teratur, dan Mark sangat kaget sekali sembari menanyakan kenapa saya takut. Setelah saya menjelaskan segala sesuatunya yang biasa terjadi di Indonesia, spontan Mark tertawa karna dia pikir sebelumnya bahwa kalau ada jalan dengan tanda garis hitam putih itu kapanpun kaki kita sudah menginjakkan tanda itu mobil akan berhenti! Kini setiap kali di Indonesia dan akan menyeberang jalan Mark sangat lihai melambaikan tangannya memberi tanda pada pengendara kendaraan atau mobil agar berjalan pelan-pelan, sambil berkata, "Kyiri, kyiri, kyiri...", hahaha!

TANDA DILARANG PARKIR :

Garis kuning 2 jalur = dilarang berhenti atau parkir di sepanjang jalur itu!Kalau kita melihat di jalan ada tanda garis kuning dua jalur itu berarti kita dilarang berhenti atau parkir di sepanjang tanda itu. Dan herannya masyarakat di sini juga tidak kemudian mencuri-curi untuk berhenti atau parkir di sana, walau tidak ada polisi yang jaga lho!!






SPEED CAMERA (KAMERA BATAS KECEPATAN) :

Speed camera (Kamera Batas Kecepatan) ini adalah alat pendeteksi untuk mendata setiap kendaraan bermotor yang lewat apakah melanggar batas kecepatan yang ditetapkan di jalan tersebut atau tidak. Kebetulan batas kecepatan di jalan-jalan di selurah Great Britain (Inggris Raya) berbeda-beda menurut situasi jalannya, apakah jalan ramai dengan tikungan ataukah tidak. Yang jelas batas kecepatan di jalan TOL-nya (Motorway) adalah 70 mil/jam, dan batas kecepatan di dalam kota sekitar 30 mil/jam (1 mil = 1,6 kilometer). Kalau diketahui sebuah mobil melanggar batas kecepatan, maka hari berikutnya Kepolisian akan mengirimkan surat peringatan berikut bukti photo mobil itu ketika lewat di jalan tersebut! Kalau sudah sampai 3x berturut-turut maka akan segera dikirim surat ke pengadilan. Kalau sampai terjadi, bisa-bisa Kepolisian akan menyita SIM kita! Dan yang jelas lagi kita akan punya kriminal rekor di data pribadi kita!


Selain mendeteksi pengendara yang melanggar batas kecepatan di jalan, Speed Camera ini juga bisa mendeteksi mobil-mobil yang belum membayar pajak, atau tidak memenuhi MOT Test (Test Uji Kelayakan Mobil), atau bahkan mobil-mobil curian! Jangan heran, kalau tahu-tahu ada mobil polisi di belakang kita yang mengejar dan siap menangkap pengemudinya...


SHOULDER ROAD (BAHU JALAN) :

Sebenarnya Shoulder Road (Bahu Jalan) ini juga ada di negara kita ya... bentuknya tetap rata dan warnanya yang putih juga sama. Cuma perbedaan yang saya temukan adalah dari rasa yang ditimbulkannya ketika roda mobil atau kendaraan kita sudah menginjak di garis putih bahu jalan itu. Efek yang ditimbulkan adalah roda mobil kita akan berderit-derit dan menimbulkan goyangan-goyangan kecil seperti kita berjalan di atas jalan berbatu yang tidak rata! Ya, mungkin memang sengaja dibuat sedemikian rupa agar pengendara mobil yang mengantuk bisa langsung sadar dan bangun, mungkin...he he he.


LINE LITTER (PENYAPU JALANAN ala PRESTON) :

Seperti halnya di negeri kita bahwa tiap harinya ada saudara-saudara kita dari Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota yang dengan setia menyapu jalanan dan sudut kota. Di sinipun ada orang-orang yang memunguti sampah atau kotoran yang mungkin tercecer di jalanan, saya bilang memunguti, karna memang tidak seperti menyapu tapi cuma membawa keranjang plastik berikut alat penyepit yang agak panjang seperti gunting itu!
Tapi seminggu sekali akan ada "mobil vacuum cleaner", itu istilah saya saja untuk menyebut mobil dari dinas kebersihan kota yang biasanya "menyapu" sekaligus "menyedot" sampah atau kerikil atau pasir di jalanan, yang dimungkinkan bisa mengganggu kenyamanan dan keamanan di jalan.


PEJALAN KAKI DAN HEWAN PELIHARAAN MEREKA :

Ya memang tidak heran ya, kalau orang sudah menyanyangi hewan peliharaan itu kadang perlakuan mereka pada hewan-hewan itu bisa seperti perlakuan mereka pada sesama manusia, bahkan seperti memperlakukan anak mereka. Tak beda dengan masyarakat di sini yang memiliki hewan peliharaan juga.
Ada aturan tentang hewan peliharaan di sini yang ada hubungannya dengan kebersihan dan keindahan kota, yang mana menurut saya peraturan ini sangat menggelikan tapi sekaligus menimbulkan respek besar pada pelaku-pelakunya; yakni aturan bahwa setiap pemilik atau orang yang membawa hewan peliharaan harus memungut... (maaf) kotoran hewan peliharaannya, kalau sewaktu-waktu hewan-hewan itu mau buang kotoran di manapun dan kapan pun (ini terutama di tempat-tempat umum). Yeah, sama dengan membuang sampah sembarangan, jika hal ini tidak dilakukan maka pelakunya atau pemiliknya bisa diperkarakan, atau dikenai denda, atau kerja sosial.
Tak heran jika di supermarket-supermarket di bagian hewan peliharaan dijual juga plastik khusus untuk kotoran hewan peliharaan berikut kantong kedap udaranya! Phew... sampai segitunya ya...

Ada pengalaman saya pribadi pada waktu baru pertama kali datang di Preston, kira-kira hari-hari pertama ketika saya sendirian di rumah setelah suami saya berangkat kerja, saya melihat dari balik tirai di kamar tidur kami ada seseorang wanita separuh baya yang berdiri dekat pagar rumah kami dengan gerakan-gerakan yang menurut saya mencurigakan! Terus terang saya sempat bersembunyi sedikit di balik tirai sambil mengintip dan dengan hati berdebar-debar berpikir, "Apakah gerangan yang akan dilakukan wanita itu ya?!". Sambil celingukan kanan kiri dan sekali-kali melihat ke rumah kami sambil ditemani anjingnya, kebetulan memang kompleks rumah kami sangat sepi kalau siang hari, ternyata kemudian dia mengeluarkan kantong plastik gelap dan memungut (maaf) kotoran anjing di depan rumah saya, dan kemudian dengan gerakan yang sigap pula langsung memasukkannya di kantong kertas coklat, memanggil anjingnya dan langsung melenggang!! Oh my God... Waktu itu aku hanya terheran-heran saja, dan langsung menceritakan hal tersebut pada suamiku sore harinya. Dan ya, suami saya langsung menerangkan seperti yang sudah saya jelaskan tersebut di atas...

Link :

Wednesday, July 08, 2009

My First Election Day in Abroad

In front of Indonesian Embassy in London...my second home there!
In front of the Roosevelt Memorial at Grosvenor Square Park in London


Mari kita simak puisi berikut ini, yang dikutip dari Buku “Be the Best of Whatever You Are“ karya Douglas Malloch :
Kalau tak dapat menjadi cemara di puncak bukit,
jadilah perdu di lembah;
Tetapi jadilah perdu kecil yang terbaik di samping bukit.
Jadilah semak kalau jika engkau tak mampu menjadi pohon.

Kalau engkau tak dapat menjadi semak,
jadilah segerombol rumput;
Dan menjadikan jalan raya menjadi lebih meriah.
Kalau tidak mampu menjadi ikan besar jadilah ikan kecil;
Tetapi ikan kecil yang paling bergairah di danau.

Tidak mungkin semua menjadi kapten,
Kita harus mau menjadi awak kapal.
Ada sesuatu bagi kita semua,
Ada pekerjaan besar ada pula yang kecil;
Dan tugas pertama yang harus kita kerjakan adalah yang terdekat.

Kalau tidak mungkin menjadi jalan raya,
Maka jadilah jalan setapak;
Kalau tidak mungkin menjadi matahari jadilah sebuah bintang;
Bukan ukuran yang menentukan anda menang atau kalah.
Tetapi jadilah yang terbaik apa pun peran anda.

Ya, hari ini adalah pemilihan umum calon presiden di Indonesia. Hari di mana Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air berpesta menggunakan hak pilihnya. Tapi di sinipun, tentunya juga Saudara-saudaraku yang hidup di Negeri orang di manapun mereka berada, pasti mereka juga tetap bisa menggunakan Hak Pilihnya; baik lewat memilih langsung di Kedutaan Besar Republik Indonesia setempat ataupun lewat pos (seperti saya). Puji Tuhan... Hak Pilih kita masih diakui Negara...

Selamat bagi siapapun calon yang akan memenangkan Pemilu kali ini, dan jangan berkecil hati bagi calon-calon yang kalah. Bukankah masih banyak cara untuk membangun dan memajukan bangsa kita. Apapun yang kita kerjakan, kerjakanlah itu dengan sebaik-baiknya dan niscaya Tuhan akan memberkati setiap niat baik kita...

My first election day in abroad, Wednesday, July 8th, 2009
Preston, Lancashire, England



Link :

Tuesday, June 16, 2009

BURUNG DI LANGIT PUN TUHAN PELIHARA...

Bapak dan Ibu sanderson di depan rumah burung



"...Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Allah. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah diantara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?..."

Ayat itu selalu terngiang-ngiang setiap kali aku melihat kawanan burung-burung liar yang sering kali mampir di halaman belakang rumah kami, apalagi kalau aku menyediakan sisa-sisa makanan atau pinggiran roti tawar buat mereka. Ingatan akan ayat itu sembari melihat kawanan burung yang asyik mematuk remah-remah makanan membuat hatiku tentram, damai dan mantab menyambut kepindahan kami ke New Zealand awal Agustus ini.

Aku ingat beberapa bulan yang lalu, ketika pertama kali Mark menyampaikan idenya untuk pindah ke New Zealand membuat aku seperti sambaran petir di siang hari panas... tak terduga dan sangat mengagetkan! Sekaligus juga menyampaikan alasan-alasannya yang masuk akal juga, yang tambah membuat hatiku jadi menciut tak karuan. Walau itu masih wacana kata suamiku, dan dia juga tetap minta pendapatku apakah aku bahagia atau tidak dengan ide itu katanya pula... tapi terus terang ide itu selalu membuat hatiku mudah gelisah di hari-hari berikutnya.

Walaupun suamiku tentu meminta pendapatku juga apakah aku setuju atau tidak, bahagia atau tidak. Tapi aku tahu, bahwa di dalam hatinya dia sangat suka tinggal di New Zealand dan dia memang lebih suka cuaca yang lebih hangat di sana daripada di Inggris. Pengertian tentang hal ini membuat aku semakin tak berdaya, ibarat kata seperti ada di persimpangan jalan, antara memenuhi perasaan egoisku dan mencoba mengerti perasaan suamiku serta ingin membuatnya bahagia...

Memang sebelum bertemu aku, dia sudah 4 tahun tinggal dan bekerja di New Zealand. Dia sangat menyukai pekerjaannya dan alam New Zealand. Dan alasan dia akhirnya balik ke Inggris memang demi aku... demi prosedural pernikahan kami, demi dokumen-dokumen nikah agar lebih mudah. Karna memang Mark bukan warga negara New Zealand, jadi persyaratan pernikahannya membutuhkan dokumen yang tidak praktis dan waktu yang dibutuhkan pun juga tidak singkat. Aku sangat mengerti hal ini, karna memang lain negara lain peraturan, dan yang jelas aturan-aturan itu sudah dibuat dan dikaji jauh sebelumnya. Tapi walaupun begitu, sebenarnya ada satu alasan yang membuat aku tidak mau menjalani harus ke New Zealand dulu pada waktu akan menikah... yaitu aturan yang mengharuskan kami memberikan bukti-bukti bahwa kami tinggal serumah dulu sebelum menikah selama kurang lebih 12 bulan!!! Olala...

Dan Mark tahu pasti bahwa aku tidak akan mau dan tidak akan bisa memenuhinya...
Singkat kata, akhirnya Mark kemudian memutuskan bahwa dia akan kembali ke Inggris saja dan meninggalkan New Zealand berikut pekerjaan yang sangat dicintainya itu... Dari situ aku melihat pengorbanannya cintanya dan kesungguhannya untuk menikahiku tanpa mengecewakan dan mempermalukanku. Dan pengorbanan cintanya ini juga yang kemudian menjadi salah satu pertimbangan-pertimbanganku dalam memutuskan pendapatku akan rencana kepindahan ini.

Pikiran manusiawiku bergejolak, mungkin karna seolah-olah zona amanku terkoyakkan... Kekuatiran tentang hidup di negara orang, di mana kami berdua atau mungkin salah satu dari kami bukan warga negara, jelas-jelas menghantuiku. Bahkan penjelasan Mark tentang New Zealand yang Negara Persemakmurannya Inggris, yang katanya warga negara Inggris lebih dipermudah dalam mengurus apa pun tetap tidak menenangkan hatiku. Bahkan beberapa minggu aku jadi sering lebih suka diam dan tidak banyak cakap, pun juga jadi sering menangis tersedu-sedu dalam doa-doa pribadiku pada Tuhan tanpa sepengetahuan Mark tentu saja. Karna seperti dia tidak ingin membuatku bersedih, aku pun tidak ingin membuatnya bersedih...

Bahkan tanpa sepengetahuan Mark lagi, aku menyempatkan doa dan puasa siang hari. Aku seolah-olah mau tawar-menawar dengan Tuhan, aku seolah-olah ingin memperalat Tuhan agar meluluskan keinginanku supaya suamiku membatalkan rencana kepindahan kami ke New Zealand... Tapi dalam doa-doaku aku juga minta agar Tuhan melembutkan hati kami, supaya kami benar-benar dimampukan mengerti apakah rencana ini kehendak Tuhan atau bukan... Karna itu aku juga memohon agar Tuhan memberikan tanda-tanda kalau memang akhirnya ini semua kehendakNYA...

Aku ingat bahwa dalam keputus-asaanku dulu aku sempat 3x memohon tanda, dan Tuhan berikan semuanya... Betapa picik dan egoisnya diriku... serta betapa baik dan sabarnya Tuhan itu. Dan kalaupun akhirnya aku setuju 100% dengan rencana suamiku, itu bukan berarti aku kalah ataupun aku mengalah... karna memang seharusnya tidak ada istilah seperti itu dalam rumah tangga, yang ada hanyalah istilah "saling".
Aku memang sudah kerasan di Inggris dan lebih suka tinggal di Inggris, tapi kalau sampai akhirnya aku setuju ikut pindah ke New Zealand, karna aku tahu sebagai suami istri memang harus selalu hidup bersama. Dan aku juga percaya, jika kita berusaha menjadi istri yang baik dan taat pada suami, Tuhan akan memberkati kita dan keluarga kita...

Jadi ya, kegiatan menikmati pemandangan kawanan burung liar mematuk-matuk remah-remah roti di halaman belakang rumah kami adalah kegiatan baru yang mengasyikan dan menentramkan buatku. Seolah-olah pemandangan itu sekaligus tanda dari Tuhan juga yang meyakinkan diriku bahwa aku tidak boleh kuatir akan masa depan kami... karna Bapaku Yang Di Surga yang akan memelihara hidup kami...

Preston - England, on Our Wedding Anniversary...
Sunday, 14th June 2009

Link :

Monday, May 11, 2009

KISAH SEBATANGKARA, KISAH SEORANG MADGE

Diseberang komplek rumah kami ada sederet flat, 5 flat di lantai 1 dan 5 flat di lantai 2. Flat paling pojok kanan di lantai 1 adalah flat milik Madge, sahabat lanjut usia sekaligus tetanggaku. Perkenalan pertama kami menurutku berlangsung sangat unik, lucu dan penuh kenekatan. Sebelumnya aku cuma tahu dari suamiku bahwa di flat pojok kanan itu katanya tinggal teman gereja kami, sekaligus teman kakek dan neneknya dulu sebelum akhirnya pindah ke daerah sini. Wanita itu hidup seorang diri setelah suaminya meninggal dunia, kemudian disusul anak lelakinya juga meninggal dunia; sedangkan anak perempuannya sudah meninggal dunia lama waktu masih kecil. Dan suamiku hanya tahu nama keluarga wanita itu, tapi nama depannya siapa, suamiku tidak tahu jelasnya.

Berawal dari 2 minggu setelah aku keguguran di kehamilan pertamaku tepatnya awal Nopember 2008, aku ingin keluar rumah sekedar untuk mencari suasana baru sembari melupakan kesedihanku. Walaupun malas dan enggan dengan hawa beku musim dingin waktu itu yang selalu berkisar di bawah 15 derajat celcius naik turunnya (syukur-syukur kalau pas tidak minus malahan!), tapi aku tetap memutuskan keluar untuk jalan-jalan seorang diri seputar komplek rumah kami.

Setelah hampir sampai di rumah kembali, tepatnya di ujung komplek rumah dan di depan komplek flat itu masih, langkahku terhenti dan memandangi flat pojok kanan itu. Dan entah kekuatan apa yang mendorongku nekat melangkahkan kakiku menuju ke flat itu. Dengan bermodal info terbatas dari suamiku aku menuju flat pojok kanan di lantai 1 itu, tanpa tahu apa yang akan kulakukan, apa yang akan kukatakan dan bagaimana serta siapa nama depan orangnya!

Kulihat dari balik pintu kaca, seorang wanita usia lanjut agak gemuk dan rambut ikal pendek, sedang duduk di sofa ruang tamu sambil menunduk karena sibuk merenda! Kuketuk pintu kacanya beberapa kali dengan sopan, dia tidak bergeming. Kuketuk lagi beberapa kali agak keras, dia tetap sibuk dengan rendaannya. Sekali lagi kugedor pintu kacanya dengan tidak sopan, sampai ruas-ruas jari tangan kananku sakit tapi wanita itu tetap sibuk merenda! Aneh?!

Daripada aku dikira orang jahat atau tidak sopan karena sudah mengetuk pintu rumah orang dengan tidak sopan, maka sekali lagi aku nekat memutuskan untuk mencoba menggerakkan gerendel pintunya, siapa tahu tidak terkunci. Dan benar juga, pintu kacanya tidak terkunci dan suara gerendel pintu yang terbuka mendadak sontak mengagetkan wanita itu.

Dia langsung memandangiku, dan akupun langsung sedikit membungkuk sambil mulutku nekat memberondong dengan perkataan maafku sekaligus penjelasan siapa aku sebenarnya. Waktu itu dia hanya memandangiku saja dari bawah sampai ke atas sambil tersenyum, kemudian mempersilakanku untuk duduk dan sebelumnya meminta tolong juga untuk membantunya memasang alat bantu dengar di telinga kirinya!!!! Oh my goodness...ternyata pendengarnya terganggu...pantas saja tidak mendengar ketukan dan gedoran pintu tadi!

Dari situ kami jadi saling tahu dan kenal lebih lagi, dan aku jadi tahu juga bahwa nama depannya adalah MADGE! Dia berusia 91 tahun, hidup sebatangkara dan tergantung dari uang pensiunnya sebagai petani dulu, serta subsidi dari The City Council bagi orang lanjut usia tentunya. Katanya, sehari-hari dia hanya menyibukkan diri dengan merenda topi-topi dan baju hangat bayi yang akan diberikannya pada gereja kami untuk dikirim bagi anak-anak Afrika yang membutuhkan...

Setelah itu Madge memintaku untuk sering-sering berkunjung ke rumahnya, kecuali hari Rabu dan Jumat; karena pada hari itu jadwal terapi bagi orang-orang lanjut usia di daerah Preston katanya. Jadi kulihat dari depan rumahku setiap hari Rabu dan Jumat pagi jam 8 ada Bus The Council City datang menjemputnya ke Rumah Terapi Kota, kemudian sekitar jam 3 sore baru diantar pulang kembali. Biasanya aku berkunjung sekitar sore hari jam 4, karena sekitar jam 5 aku harus bersiap memasak untuk makan malam kami di rumah.

Kunjungan dan percakapan kami hampir selalu sama topiknya, bahkan kadang-kadang hanya diulang-ulang saja. Kalau aku datang, seperti biasa kalau pas dia tidak sedang melihatku maka aku akan langsung membuka pintu kacanya. Kemudian dia akan menyerahkan alat bantu dengarnya untuk kupakaikan di telinga kirinya, dan pasti akan dimulai dengan sapaannya yang SELALU sama, "Hello Love, are you alright?!"... Is Mark alright?!...Are you cold?!... Baru kemudian berlanjut dengan percakapan seputar topik yang monoton seputar, suami dan kakek-neneknya Mark, makanan favorit, masakan Indonesia, warna kesukaan, Toko fish & chips terenak di Preston, hobi, apa yang akan kumasak untuk makan malam... Kadang-kadang kami bisa tertawa bersama juga, cekikikan, atau saling terharu kalau pas bagian cerita yang sedih seperti perasaan sedihnya seorang diri dan juga tentang keguguranku.

Di sela-sela obrolan kami pasti dia juga akan menawarkan teh hangat atau permen atau biskuit. Tapi sejujurnya kadang-kadang aku frustasi dan geli juga dalam percakapan kami, bagaimana tidak karena kadang-kadang seperti "orang buta menuntun orang buta" saja, apa yang dia jawab atau katakan tidak seperti pertanyaan atau obrolan sebelumnya. Aku tidak tahu apakah karena dia tidak jelas bahasaku atau karena kurang jelas mendengar! Tapi sejauh itu kami menikmati persahabatan baru kami dan aku mengerti, bahwa untuk orang seusia Madge dengan keadaannya, dia butuh sekali diperhatikan dan sekedar didengarkan.

Tetangga kami bahkan sudah terbiasa kalau melihat di sore hari aku menyeberang jalan sambil membawa mangkok kecil, atau kotak makan berisi sesuatu hasil masakanku. Karena kemudian aku jadi punya tester lain untuk ikut mencicipi hasil belajar memasakku, selain Mark! Hal ini membuatku semakin rajin mencoba belajar memasak. Kadang aku membuat kolak pisang dan ubi jalar (sweet potato), atau pisang plenet kutaburi parutan keju, atau lain kali aku memasak mie goreng kuberi irisan sosis, atau sekedar pisang goreng, atau ubi goreng, atau bakwan jagung, atau rolade bayam... Biasanya setelah selesai membuatnya dan masih panas aku antar ke tempat Madge dan selalu bilang padanya bahwa kalau masakan itu tidak enak dan dia tidak suka kuminta untuk dibuang saja, dan seringnya dia langsung memakannya di depanku sambil kemudian berbincang-bincang seputar makanan yang kubawa itu, bagaimana membuatnya, apakah Mark suka, dll.

Tapi kunjungan-kunjungan itu hanya sampai sekitar bulan Januari saja, karena mulai bulan Februari tentu saja setelah memasuki musim semi dan keadaan mulai lebih hangat, aku mulai bekerja paruh waktu. Jadi kemudian lama aku tidak sempat berkunjung. Dan tahu-tahu kami mendengar di gereja ketika Pendeta berdoa untuk orang-orang yang sakit, ada nama Madge disebut sedang sakit dan dirawat di Royal Preston Hospital karena mengidap stroke dan winter virus!

Parahnya lagi untuk winter virus, kami dilarang menengok, kecuali sampai sembuh benar! Dan sebulan setelah itu, kami mendengar bahwa Madge sudah sembuh tapi harus dirawat di Meadow Ville (sejenis Home Carer milik rumah sakit bagi orang-orang jompo yang lemah), karena sambil melatih Madge apakah masih mampu tinggal di rumah seorang diri atau tidak.

Kami hanya mengirim kartu semoga lekas sembuh dan baru sempat menengoknya waktu di Meadow Ville. Tapi bulan kemarin kami mendengar lagi bahwa setelah beberapa kali dicoba di pulangkan kembali di flatnya selama beberapa jam dalam sehari (tentu saja masih mendapat pendampingan), ternyata Madge dinyatakan tidak mampu lagi secara fisik, artinya dia harus tinggal di House Carer milik The City Council di lain daerah(atau Panti Jompo) dan selanjutnya dipelihara oleh negara sampai akhir hayatnya...

Setiap kali aku melihat pintu bekas flatnya dari halaman rumah kami, aku hanya dapat mengenangnya dan mengucapkan doa pendek untuknya..."Terima kasih Madge, engkau bagaikan seorang malaikat yang dikirim Tuhan untuk membantuku untuk bangkit dan melupakan kesedihan karena keguguranku...". Kalau aku renungkan, waktu pertemuan dan persahabatan kami seolah-olah sudah diatur oleh Tuhan, sebelum akhirnya aku bekerja dan bangkit dari kesedihanku...

"Goodbye my old friend, goodbye my lovely neighbour... 'til we meet again Madge!
I will be missing our times together! Wherever you are, God always be with you and bless you..."

My old friends, Madge & Eileen. They both are 91 years old now

Aku memakai syal wools hijau pemberian dari Madge

Kalung dengan liontin batu merah hadiah natal dari Madge

Link :

Saturday, May 02, 2009

KISAH 3 POHON CEMARA

Memasuki musim semi ini, yang mana terangnya siang lebih panjang dari gelapnya malam, aku dan Mark mulai membenahi kebun kami baik yang ada di depan maupun kebun belakang kami. Mulai potong rumput, mencabut tumbuhan-tumbuhan liar di sekitar pematang bunga dan menanam lagi bunga-bunga untuk musim panas, karna bunga-bunga yang ada dulu sudah rontok semenjak musim gugur dan musim dingin lalu. Karna sampai jam 8 malam masih terang seperti jam 3 sore, jadi setelah pulang kerja jam 6 sore Mark pun masih punya waktu untuk sekedar merapikan bentuk pohon cemara kami. Kebetulan ada 3 pohon cemara di halaman depan rumah kami, 2 di pojok kanan dan 1 di tengah-tengah kebun.

Menunggui suamiku yang sibuk memangkas dan merapikan bentuk pohon-pohon cemara kami, aku jadi ingat "Kisah 3 Pohon Cemara" yang pernah kubaca dari Buku Chicken Soup for The Soul dulu.....

Alkisah, ada tiga pohon di dalam hutan. Suatu hari, ketiganya saling menceritakan mengenai harapan dan impian mereka. Pohon pertama berkata, “Kelak aku ingin menjadi sebuah PETI, yang akan diisi dengan emas, perak dan berbagai batu permata. Supaya kelak semua orang akan mengagumi keindahannya, merawat dan memujaku".
Kemudian pohon kedua berkata, "Suatu hari kelak aku akan menjadi KAPAL yang besar. Aku akan mengangkut raja-raja dan berlayar ke ujung dunia. Aku akan menjadi kapal yang kuat dan setiap orang merasa aman berada dekat denganku".
Akhirnya pohon ketiga pun juga mengatakan keinginannya, "Kalau aku, ingin tumbuh menjadi POHON TERTINGGI di hutan di puncak bukit. Sehingga orang-orang akan memandangku dan berpikir betapa aku begitu tingginya, bahkan sangat dekat untuk bisa menggapai surga dan Tuhan. Aku akan menjadi pohon terbesar sepanjang masa dan orang akan mengingatku".

Setelah beberapa waktu ke 3 pohon cemara tadi tetap berdoa dan berharap agar impian mereka terkabu, sampai pada suatu hari sekelompok penebang pohon datang dan menebang ketiga pohon itu. Pohon pertama di bawa ke tukang kayu. Ia sangat senang sebab ia tahu bahwa ia akan dibuat menjadi peti harta karun.Tetapi jawaban doanya tidak seperti harapannya, karena tukang kayu itu membuatnya menjadi kotak tempat menaruh makan ternak. Pada akhirnya ia hanya diletakkan di kandang dan diisi jerami.
Pohon ke dua dibawa ke galangan kapal. Ia berpikir bahwa doanya menjadi kenyataan. Tetapi ternyata ia dipotong-potong dan dibuat menjadi sebuah perahu nelayan yang kecil. Impiannya untuk menjadi kapal besar untuk mengangkut raja-raja telah berakhir.
Sedangkan pohon ketiga akhirnya cuma dipotong menjadi potongan-potongan kayu besar dan dibiarkan teronggok di tempat gelap!

Tahun demi tahun berlalu, dan ketiga pohon itu telah melupakan impian dan harapannya. Sampai kemudian pada suatu hari, sepasang suami-istri tiba di kandang. Sang istri melahirkan dan meletakkan bayinya di atas tumpukan jerami di kotak makanan ternak yang dibuat dari pohon pertama. Orang-orang datang menyembah bayi itu. Akhirnya pohon pertama sadar bahwa di dalamnya diletakkan harta yang sangat berharga di sepanjang masa.Bertahun-tahun kemudian, sekolompok laki-laki naik ke atas perahu nelayan yang dibuat dari pohon cemara yang ke-2. Kemudian di tengah danau, badai besar datang dan pohon kedua berpikir bahwa ia tidak cukup kuat untuk melindungi orang-orang didalamnya. Tetapi salah seorang laki-laki itu berdiri dan berkata, ” DIAM! Tenanglah! dan badaipun berhenti. Ketika itu, tahulah bahwa ia telah mengangkut Raja di atas segala raja. Akhirnya setelah beberapa tahun, seorang datang dan mengambil pohon ke-3. Ia dipikul sepanjang jalan sementara orang-orang mengejek lelaki yang memikulnya. Laki-laki ini kemudian dipakukan di kayu ini dan mati di puncak bukit. Akhirnya pohon ketiga sadar bahwa ia demikian dekat dengan Tuhannya.....

YA... KETIKA KEADAAAN TIDAK SEPERTI YANG KITA INGINKAN, KETAHUILAH BAHWA TUHAN MEMILIKI RENCANA LAIN UNTUK KITA. JIKA ENGKAU PERCAYA PADA-NYA, TUHAN AKAN MEMBERIMU BERKAT-BERKAT BESAR. SEPERTI HALNYA KETIGA POHON CEMARA TADI MENDAPATKAN APA YANG MEREKA INGINKAN, TETAPI TIDAK DENGAN CARA SEPERTI YANG MEREKA RENCANAKAN. MEMANG, KITA TIDAK SELALU TAHU APA RENCANA TUHAN BAGI KITA. TAPI YAKINLAH BAHWA RANCANGAN TUHAN ADALAH YANG TERBAIK BUAT KITA. BAHKAN KETIKA KITA MERASA TIDAK ADA JALAN, TUHAN AKAN BUAT JALAN BUAT KITA....
KEEP FAITH AND GOD BLESS, FRIEND!


Link :

Monday, April 20, 2009

CORN FLAKES CHOCOLATE Recipe

In the last Easter when we visited my parents in law, we got "Bird Nest" cookies with our brew. They are very cute, yummy and crunchy! Actually those were just Corn Flakes Chocolate, but my mother in law put 3 of little chocolate eggs on top during Easter session. So yeah, it looks like bird nest! Ha ha!

I asked the recipe then, and here the recipe from my mother in law but with my own creation for topping! He he... You might make your own creation too for topping with another colourful candies or chocolate decorations or whatever sessional occasion decorations. Give it a try! ;)

INGREDIENTS :
  • bar of chocolate, I'm using 400gr Cadbury Chocolate
  • 10g butter
  • 1 small box Corn Flakes, I'm using 150gr Corn Flakes
    • HOW TO COOK :
      1. Boil a pot of water
      2. Break the chocolate and add butter into another smaller pot
      3. Melt the butter and chocolate in the pot by putting it on the pot of boiling water
      4. Stir well till they become smooth
      5. Remove from the pot of water
      6. Pour the corn flakes in and coat well with chocolate
      7. Place corn flakes on wax paper or paper cup
      8. Chill them. Best eaten when it's cold!
        Note:
        *) If you find your melted chocolate too thick, add more butter. The amount of melted chocolate here is enough for 1 1/2 small boxes of corn flakes.

        *)You can coat bananas, strawberries, marshmallows, etc too! Just make sure your fruits are not wet otherwise the chocolate won't stick to them.



        Wednesday, April 15, 2009

        My Serenity Prayer in Easter

        In Proverbs chapter 3, verses 5 and 6 say, "Trust in the LORD with all your heartand lean not on your own understanding; in all your ways acknowledge him, and he will direct your paths". It sounds so easy thing to understand, but so hard to practice in our real life. It does not need a brilliant brain to accept it, it does need a humble faith to.
        Yup!!, as we both nowadays in Easter this year... So just say this little prayer...

        God.... grant me the serenity
        to accept the things I cannot change;
        courage to change the things I can;
        and wisdom to know the difference.
        Amien....


        Link :

        Wednesday, April 01, 2009

        APRIL FOOL'S DAY!!!

        Unlike most of the other nonfoolish holidays, the history of April Fool's Day, sometimes called All Fool's Day, is not totally clear. There really wasn't a "first April Fool's Day" that can be pinpointed on the calendar. Some believe it sort of evolved simultaneously in several cultures at the same time, from celebrations involving the first day of spring.

        The closest point in time that can be identified as the beginning of this tradition was in 1582, in France. Prior to that year, the new year was celebrated for eight days, beginning on March 25. The celebration culminated on April 1. With the reform of the calendar under Charles IX, the Gregorian Calendar was introduced, and New Year's Day was moved to January 1.

        However, communications being what they were in the days when news traveled by foot, many people did not receive the news for several years. Others, the more obstinate crowd, refused to accept the new calendar and continued to celebrate the new year on April 1. These backward folk were labeled as "fools" by the general populace. They were subject to some ridicule, and were often sent on "fools errands" or were made the butt of other practical jokes.

        This harassment evolved, over time, into a tradition of prank-playing on the first day of April. The tradition eventually spread to England and Scotland in the eighteenth century. It was later introduced to the American colonies of both the English and French. April Fool's Day thus developed into an international fun fest, so to speak, with different nationalities specializing in their own brand of humor at the expense of their friends and families.

        In Scotland, for example, April Fool's Day is actually celebrated for two days. The second day is devoted to pranks involving the posterior region of the body. It is called Taily Day. The origin of the "kick me" sign can be traced to this observance.

        Mexico's counterpart of April Fool's Day is actually observed on December 28. Originally, the day was a sad remembrance of the slaughter of the innocent children by King Herod. It eventually evolved into a lighter commemoration involving pranks and trickery.Pranks performed on April Fool's Day range from the simple, (such as saying, "Your shoe's untied!), to the elaborate. Setting a roommate's alarm clock back an hour is a common gag. Whatever the prank, the trickster usually ends it by yelling to his victim, "April Fool!"

        Practical jokes are a common practice on April Fool's Day. Sometimes, elaborate practical jokes are played on friends or relatives that last the entire day. The news media even gets involved. For instance, a British short film once shown on April Fool's Day was a fairly detailed documentary about "spaghetti farmers" and how they harvest their crop from the spaghetti trees.

        April Fool's Day is a "for-fun-only" observance. Nobody is expected to buy gifts or to take their "significant other" out to eat in a fancy restaurant. Nobody gets off work or school. It's simply a fun little holiday, but a holiday on which one must remain forever vigilant, for he may be the next April Fool!

        Link :

        Monday, March 23, 2009

        Mothering Sunday in UK

        Pagi ini seperti biasanya, aku bangun lebih dulu dari Mark, berbenah sebentar dan terus ke dapur mengerjakan hal-hal kecil, juga mempersiapkan sarapan kami. Ketika mencuci gelas-gelas bekas minum hot chocolate semalam, pandangan mataku tertuju pada tanaman cabe rawitku di dekat wastafel cuci. Tanaman cabe rawit dalam pot seharga 5,99 poundsterling itu memang sengaja ku beli dari Barton Grange Shopping Garden, untuk kuletakkan di sana, di dapur basahku, agar setiap pagi saat aku di dapur selalu teringat akan Indonesia, juga akan ibuku.
        Ingatan tentang bahwa setiap hari, pagi-pagi sekali, di Indonesia ibuku pun juga bangun lebih dulu, biasanya beliau saat teduh pribadi dengan membaca Alkitabnya dan berdoa, baru kemudian mengerjakan sesuatu di dapur untuk sarapan keluarga. Kadang ingatan akan hal itu membuat hatiku sedikit tentram dan hangat berada di dapur sendirian sambil membayangkan bahwa di luar sana mungkin pada waktu yang sama pun ratusan ibu-ibu juga sedang mengerjakan aktivitas mereka di dapur. Perasaan tentang itu membuat aku merasa tidak sendiri di dapurku yang sunyi pagi itu.
        Melihat tanaman cabe rawitku yang mulai berbunga itu, mengingatkan ku juga bahwa hari ini adalah Hari Ibu di Inggris, atau masyarakat di Inggris mengenalnya dengan "Mothering Sunday". Teringat sewaktu masih di Indonesia, di setiap Hari Ibu aku selalu berusaha memberi sesuatu untuk ibuku, entah itu sekedar kartu ucapan yang aku tempel di kulkas, bingkisan kecil, kue, atau pun sekedar uang tanda kasih. Tapi sekarang aku di sini, di UK, jauh dari ibuku...
        Hari ini setelah kebaktian gereja, kami berencana langsung ke rumah mertuaku. Karna ibu mertuaku mengundang kami untuk dinner keluarga. Dan sesuai permintaan ibu mertuaku, agar kami tidak perlu membeli bingkisan, buket bunga, atau makanan untuk beliau, jadi kami hanya mempersiapkan kartu ucapan berwarna pink bergambar kucing, binatang peliharaan favorit beliau!
        Segera kuselesaikan pekerjaan kecilku di dapur pagi itu sembari bersenandung lirih lagu Di waktuku masih kecil...
        Di waktuku masih kecil,
        gembira dan senang
        Tiada duka kukenang,
        tak kunjung mengeluh
        Di sore hari yang sepi,
        Ibuku bertelut, sujud berdoa,
        'kudengar... ada namaku disebut.
        Di doa ibuku, namaku disebut
        Di doa ibu kudengar namaku disebut
        Di doa ibuku, namaku disebut
        Di doa ibuku, kudengar...
        Ada namaku disebut.
        I am dedicated this day to all mothers in the world.

        Monday, March 16, 2009

        PURPOSE DRIVEN LIFE

        Dear friends,
        I just want to share with you about the new insights I found by this. Hope it could be blessing you too...
        RICK WARREN - and his wife now having cancer, he is the author of the Purpose Driven Life. He is a pastor of Saddleback Church in California now, is said the prayer also during the inaugural ceremony of Barack Obama as President of USA.


        In the interview by Paul Bradshaw with him, Rick said :
        People ask me, "What is the purpose of life?". And I respon that in a nutshell, life is preparation for eternity. We were not made to last forever, and God wants us to be with HIM in heaven.
        One day my heart is going to stop, and that will be the end of my body... but not the end of me! I may live 60 to 100 years on earth, but I am going to spend trillions of years eternity. This is the warm up act the dress rehearsal. God wants us to practice on earth what we will do forever in eternity.

        We were made by God and for God, and until you figure that out, life is not going to make sense. Life is series of problem : Either you are in one nw, you are just coming out of one, or you are getting ready to go into another one. The reason for this that God is more interested in your character than your comfort; God is more interested in making your life holy than He is making your life happy. We an be reasonably happy here on earth, but that is not the goal of life. The goal is to grow in character, in Christ likeness.
        This past year has been the greatest year of my life but also the toughest, with my wife - Kay, getting cancer. I used to think that life was hills and valleys, I believe that it is kind of like two rails on a railroad track, and at all times you have something good and something bad in your life. No matter how good things are in your life, there is always something bad that needs to be worked on! And no matter how bad things are in your life, there is something good you can thank God for...

        You can focus on your purposes, or you can focus on your problems. If you focus on your problems, you are going to self centeredness, which is my problems, my issues, my pains, etc. But one of the easiest ways to get rid of pain is to get your focus off your self and onto God and others.

        We discovered quickly that in spite of prayers of hundreds of thousands of people, God was not going to heal Kay or make it easy for her! It has been very difficult for her, and yet God has strengthened her characters, given her a ministry of helping other people, given her a testimony, drawn her closer to God and to people. So, you have to learn to deal with both the good and the bad of life.

        Actually, sometimes learning to deal with the good is harder. For instance, this past year, all of sudden, when the book sold 15 million copies! It made me instantly very wealthy. It also brought a lot of notoriety that I had never had to deal with before. I don't think God gives you money or notoriety for your own ego for you to life of easy...

        So, I began to ask God what HE wanted me to do with this money, notoriety and influence?! HE gave me two different passages that helped me decide what to do, in II CORIANTHIANS 9 and in PSALM 72.

        We need to ask ourselves, "Am I going to live for possessions?! or popularity?!. Am I going to be driven by pressures?! or guilty?! bitterness?! materialism?!. Or am I going to be driven by God's purposes (for my life)?!".

        When I get up in the morning, I sit on the side of my bed and say, "God, if I don't get anything else done today, I want to know YOU more and love YOU better!".
        God did not pu me on earth just to fulfill a 'to do' list. HE is more interested in what I am than what I do... That is why we were called 'human beings, and not human doings'.

        Happy moments...PRAISED GOD!
        Difficult moments...SEEK GOD!
        Quiet moments...WORSHIP GOD!
        Painful moments...TRUST GOD!
        Every moments...THANK GOD!


        Link :

        Monday, February 23, 2009

        Reunian Di Dunia Maya!

        Seandainya aku bisa bertemu dengan Mark Zuckerberg - pencipta website Facebook, pasti akan kujabat erat tangannya sambil mengucapkan terima kasihku berkali-kali, karna lewat website ini aku bisa mendadak sontak seperti reunian lagi dengan teman-teman lamaku semasa sekolah di SMP dan SMA. Sungguh suatu kenyataan yang tak pernah aku bayangkan, tapi nyata kuterima..., "Terima kasih, Mark Zuckerberg!"...

        Satu demi satu bermunculan lagi nama-nama yang pernah aku kenal dulu. Ada yang dengan jelas langsung aku ingat, ada yang samar-samar kuingat tapi malah membuat aku berpikir keras untuk mencoba mengingatnya lagi. Ada yang kemudian teringat setelah dibantu teman yang lainnya untuk mengingat lagi lewat suatu kisah di sekolah dulu. Hhmm..., rekaman kenanganku akan kisah-kisah di sekolah dulu mendadak bermunculan satu demi satu, bagai puzzle yang ingin kususun dan segera kuselesaikan agar dapat langsung melihat sepotong gambar di sana...

        Teringat kembali teman-teman seperjalananku ketika berangkat atau pulang sekolah, karna memang waktu SMP dan SMA kutempuh dengan berjalan kaki dari rumah ke sekolah. Perasaan pada waktu itu enjoy saja menjalaninya! Bahkan kadang-kadang masih berkabut pada waktu pagi hari ketika kami berangkat sekolah, atau terik mentari siang hari yang menyengat pada waktu kami pulang sekolah, seakan-akan tidak mengurangi keasikan kami mengobrol atau bercanda di perjalanan. Sampai tak terasa kami sudah harus berpisah di ujung jalan menuju rumah kami masing-masing...

        Satu demi satu teringat teman-teman di grup ekstrakurikuler atau kegiatan yang sama - seperti : Drum Band, Pramuka, Dewan Galang, Pengurus OSIS, belajar kelompok, tugas membuat MaDing (Majalah Dinding), latihan-latihan buat class meeting atau lomba-lomba, dll (waktu SMP); atau seperti : klub pecinta alam, instruktur, latihan untuk persiapan petugas upacara, penataran, class meeting, dll (waktu SMA). Kenangan-kenangan yang lucu, mengharukan, menjengkelkan dan menggembirakan bercampur jadi satu, menjadi suatu kenangan manis dan menggelikan saat aku mengingatnya sekarang...

        Rasa haru melihat mereka bahagia bersama dengan keluarga atau pasangan mereka. Rasa bangga karna tahu bahwa mereka berprestasi di bidang mereka masing-masing, apapun itu... Rasa heran karna melihat perubahan-perubahan fisik mereka yang drastis! Bahkan tak ketinggalan juga rasa geli karna mendengar cerita mereka bagaimana mereka mendidik anak mereka agar tidak nakal seperti yang mereka lakukan pada waktu sekolah dulu... Yahh, mereka... mereka teman-temanku...

        Tapi dibalik semua kegembiraan perjumpaan-perjumpaan di dunia maya ini, terbersit sedikit sendu ketika teringat bahwa satu dari teman SMA kami (paling tidak yang kutahu) ada yang sudah dipanggil Tuhan tahun 2007 lalu... Yahh, teman kami anak Jurusan Sosial dulu, Andis (atau Andreas Yuldiardi)...
        Orang Jawa bilang "urip mung mampir ngombe" (hidup hanya sebentar seperti mampir untuk minum saja), kita tidak tahu akan hidup kita ke depan. Mengingat hal itulah membuatku menghargai setiap detik, setiap waktu dan setiap kesempatan yang masih diberikan Tuhan kepadaku untuk bertemu dan sambung rasa dengan teman-teman lama dulu. Apalagi sekarang jarak, tempat dan waktu membuat aku harus berada di belahan lain dunia ini, terpencar lebih jauh lagi dari teman-teman lamaku. Untuk itulah aku juga bersyukur akan kemajuan teknologi sekarang ini yang memungkinkan aku masih bisa sambung rasa, masih bisa reunian dengan teman-teman walau baru bisa di dunia maya... Kelak, jika Tuhan berkenan...pasti kami akan bisa dipertemukan lagi...


        Link :

        Saturday, February 14, 2009

        When You Love Someone

        For my lovely husband...
        "Happy Valentine's Day! Thank you for loving me..."

        When you love someone - you'll do anything
        you'll do all the crazy things that you can't explain
        you'll shoot the moon - put out the sun
        when you love someone...

        You'll deny the truth - believe a lie
        there'll be times that you'll believe you can really fly
        but your lonely nights - have just begun
        when you love someone...

        When you love someone - you'll feel it deep inside
        and nothin' else can ever change your mind
        when you want someone - when you need someone
        when you love someone...

        When you love someone - you'll sacrifice
        you'd give it everything you got and you won't think twice
        you'd risk it all - no matter what may come
        when you love someone... yeah
        you'll shoot the moon - put out the sun
        when you love someone...


        Link :

        Thursday, January 22, 2009

        Mother, How Are You Today?

        Mother, how are you today?
        Here is a note from your daughter
        With me everything is ok
        Mother, how are you today?

        Mother, don't worry, I'm fine
        Promise to see you this summer
        This time there will be no delay
        Mother, how are you today?

        I found the man of my dreams
        Next time you will get to know him
        Many things happened while I was away
        Mother, how are you today?




        Link :

        Wednesday, January 14, 2009

        Filosofi Hidup Pohon Cemara

        Di halaman depan rumah kami tumbuh 3 Pohon Cemara Lilin. Aku tidak tahu mengapa namanya Cemara Lilin, mungkin karena bentuknya seperti lilin? Atau daun-daunnya yang seperti mengandung lapisan lilin? Any way, kuperhatikan sejak musim gugur (autumn), sampai sekarang ini musim dingin (winter), hampir semua jenis tumbuhan rontok daunnya! Bahkan ada yang lebih parah lagi, sampai layu lemas, mati dan cuma jadi seonggok coklat sampah kebun! Kecuali, Pohon Cemara (atau jenis Pohon Cemara atau Pinus)!

        Seperti halnya yang ada di halaman rumah kami. Hanya 3 Pohon Cemara kami yang tidak rontok daunnya. Bahkan tetap hijau daunnya (evergreen), walau kadang di sela-selanya ditimpa butiran-butiran es. Dan tetap kokoh posisinya, walau di Preston sini kerap diterpa angin dingin yang kencang (windy).

        Tak lain karena akar-akar Cemara selalu bergerak jauh ke dalam di mana sumber air berada, untuk tetap memproduksi semua bahan yang dibutuhkan untuk tetap hidup dan berenerji; mungkin salah satunya juga memproduksi lapisan lilin di daun-daunnya sebagai pelindung cuaca yang dingin. Dan akar-akarnya yang kokoh itupun kuat erat mencengkeram tanah sekitarnya. Sehingga walaupun angin kencang menggoyang ranting-rantingnya, Cemara itu tetap kuat kokoh dan tumbuh terus ke atas.

        Natal baru saja kita lewati. Tapi ingatan-ingatan tentang Pohon Natal di gereja kami masih kukenang. Yaah... Natal tahun lalu tentu saja aku baru datang di UK dan orang baru juga di gereja kami, tapi salah satu temanku yang menjadi diaken di gereja meminta aku untuk membantu memasang Pohon Natal gereja. Pohon Natal itu mengaplikasi bentuk Pohon Cemara.

        Memang memasang Pohon Natal bukanlah suatu keharusan di gereja maupun di rumah, karena ini hanya merupakan suatu simbol. Simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh dan tetap tegar walau diterpa badai dunia. Pohon Natal (Pohon Cemara) ini juga melambangkan "hidup kekal" (=evergreen) di dalam Tuhan, dan agar kita pun dapat menjadi saksi yang indah bagi orang lain.

        Link :

        Untuk Semua Yang Terluka...

        "Allahu Akbar" (Arabic Language), atau "Allah is the Greatest" (English Language), atau "Allah Maha Besar" (Indonesian Language), atau "Gusti Kang Maha Agung" (Javanese Language)... yakni Tuhan yang menciptakan kita, sekaligus mengatur hidup kita... segalanya - hidup, mati, jodoh, rejeki...

        Kita hanya dapat menyandarkan hidup kita padaNYA, seraya terus berusaha untuk bahagia dijalanNYA...dalam keadaan apapun, dengan siapapun, kapanpun dan dimanapun. Yakinlah bahwa segala sesuatu yang sudah ditetapkanNYA adalah yang terbaik buat kita. Dan satu hal yang pasti, tidak ada satu pun dari rancanganNYA yang gagal dan yang mencelakakan.

        Hanya,
        tenanglah jiwaku...
        tenanglah perasaanku...
        tenanglah hatiku...

        * Preston, Wednesday, January 14, 2008
        Untuk semua yang terluka...
        " Tuhan sanggup mengobati dan memulihkannya "



        Link :

        Friday, January 02, 2009

        January 1, 2009 : Thank's God...

        "Hihihiks, hihihiks..., hihihiks, hihihiks...", bunyi ponselku - yang ku seting dengan suara anak kecil tertawa - menandakan ada pesan singkat yang masuk, membangunkan aku pagi itu. Geliat badanku spontan membangunkan suamiku yang tidur meringkuk ke arahku di bawah selimut tebal kami. Ku lihat jam di sebelah ranjang kami menunjukkan pukul 9.13 am (waktu United Kingdom!). Wow... pulas sekali kami tidur, pikirku.

        Aku mengingat-ingat... yak, ini adalah hari pertama di tahun 2009! Tahun baru, hari baru... Seketika anganku buyar ketika suamiku beranjak mendekat sembari memberikan ponselku. Ku terima dan ku lihat ada pesan singkat dari seorang sahabat di Indonesia, seorang Bapak, yang kami anggap Bapak Rohani kami. Kubaca pesan singkat yang tidak singkat itu, karena terdiri dari 5 teks sekaligus! Nyessss... rasanya di hati setelah membaca pesan itu. Aku merasa diberkati sekali menerimanya. Sambil ku pandang wajah suamiku yang terlelap lagi, aku cuma berbisik lirih, "Thank's God for every thing...".

        Karena itu, lewat tulisanku ini aku juga mau membagikannya buat kita semuanya. Semoga bisa memberkati juga.

        Memang terkadang kita minta pada Yesus setangkai bunga segar,
        tapi IA beri kita kaktus berduri.
        Kita minta pada Yesus seekor binatang mungil nan cantik,
        tapi IA beri kita ulat berbulu.
        Aku sedih, protes dan kecewa...
        Betapa tidak adilnya ini...

        Namun kemudian,
        Kaktus itu berbunga... indah... bahkan sangat indah.
        Ulat itupun tumbuh,
        dan berubah menjadi kupu-kupu yang amat cantik.
        Itulah jalan Tuhan, indah pada waktunya...!

        Tuhan tidak memberi apa yang kita harapkan,
        tapi IA memberi apa yang kita perlukan.
        Kadang kita sedih, kecewa dan terluka.
        Tapi jauh di atas segalanya,
        IA sedang merajut yang terbaik untuk kehidupan kita.

        Yesus Maha Segalanya...
        Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang pandai bersyukur,
        atas karunia dan nikmat yang diberikan Tuhan.

        Selamat Tahun Baru 2009.
        JBU

        Link :