Peribahasa di atas tidak asing lagi di telinga kita sebagai orang Indonesia, yang artinya : "Setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda, atau satu aturan di suatu daerah bisa berbeda dengan aturan di daerah lain".
Dalam tulisan saya kali ini bisa dikatakan seperti catatan perjalanan saja yang ingin saya bagikan kepada teman-teman di Indonesia. Bukan untuk perbandingan semata, tetapi sekedar ingin berbagi pelajaran positif dan pengalaman hidup di negeri orang, serta sekaligus ingin menjadi seperti peribahasa berikut ini juga : "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung". Yang artinya : Di manapun kita berada, kita harus menyesuaikan diri dan menghormati adat-istiadat yang berlaku di daerah tersebut".
BIS KOTA :
Shelter Bus Board :
Info kedatangan bus di tiap halte bis, jadi tahu bis mana yang datang dan ke mana jurusannya. Bis datang tiap 6 menit sekali dan ada jadwal komputerisasinya. Dan herannya hampir selalu tepat lho!!!
DOUBLE DECKER = Bis Tingkat ala UK.
Waktu di pintu masuk kita bilang ke sopir ke mana tujuan kita, trus langsung bayar dulu baru karcis keluar. Di UK, kita juga tidak bisa berhenti di sembarang tempat, harus di Halte Bis atau tempat yang ditetapkan.
Saya selalu senang menikmati keramah-tamahan yang terjalin di dalam bis. Setiap masuk dan akan membayar karcis, sopirnya hampir selalu menyapa kita. Kadang ada ada yang berkata, "Hi ye", atau "Hello", atau "Hi Love" kalau sopirnya ramah sekali.
Dalam bis, ada kursi-kursi khusus untuk orang-orang cacat (disabled), dan juga ruang khusus untuk ibu-ibu atau orang yang membawa kereta bayi. Biasanya cuma untuk 2 kereta bayi saja. Saya salut kepada kedisiplinan sopir dan ketaatan penduduk di sini, contohnya : kalau sudah terisi 2 kereta bayi, maka sang sopir tidak akan menaikkan penumpang yang membawa kereta bayi tersebut, dan penumpangnya juga akan mengerti.
Dan setiap penumpang yang akan turun kita harus membunyikan bel yang ada hampir di tiap tiang dalam bis. Kemudian pada saat penumpang turun mereka selalu mengucapkan terima kasih atau salam balik pada sopirnya, yang biasanya saya pun sangat menikmati momen ini. Karena bagi saya budaya ini sangat baik dan komunikatif, sampai-sampai saya hafal kata-kata apa yang sering diucapkan penumpang, "Thank you", atau "Have a nice day", atau "Thank's Love", atau kalau penumpangnya kaum muda mereka cuma bilang, "Cheers!".
Paling tidak, semua kata-kata itu sebagai ungkapan terima kasih mereka pada sang sopir, walau sebenarnya kalau dipikir-pikir setiap penumpang itu toh sudah membayar tiket, dan lagi pekerjaan mengantar penumpang sampai tujuan itukan sudah pekerjaan sopir tersebut ya... Tapi dari situlah, saya belajar pada mereka bagaimana budaya berterima kasih dan menghargai jasa orang lain sesederhana apapun harus tetap kita lakukan di manapun, kapanpun dan pada siapapun.
PENYEBRANG JALAN :
Dalam tulisan saya kali ini bisa dikatakan seperti catatan perjalanan saja yang ingin saya bagikan kepada teman-teman di Indonesia. Bukan untuk perbandingan semata, tetapi sekedar ingin berbagi pelajaran positif dan pengalaman hidup di negeri orang, serta sekaligus ingin menjadi seperti peribahasa berikut ini juga : "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung". Yang artinya : Di manapun kita berada, kita harus menyesuaikan diri dan menghormati adat-istiadat yang berlaku di daerah tersebut".
BIS KOTA :
Shelter Bus Board :
Info kedatangan bus di tiap halte bis, jadi tahu bis mana yang datang dan ke mana jurusannya. Bis datang tiap 6 menit sekali dan ada jadwal komputerisasinya. Dan herannya hampir selalu tepat lho!!!
DOUBLE DECKER = Bis Tingkat ala UK.
Waktu di pintu masuk kita bilang ke sopir ke mana tujuan kita, trus langsung bayar dulu baru karcis keluar. Di UK, kita juga tidak bisa berhenti di sembarang tempat, harus di Halte Bis atau tempat yang ditetapkan.
Saya selalu senang menikmati keramah-tamahan yang terjalin di dalam bis. Setiap masuk dan akan membayar karcis, sopirnya hampir selalu menyapa kita. Kadang ada ada yang berkata, "Hi ye", atau "Hello", atau "Hi Love" kalau sopirnya ramah sekali.
Dalam bis, ada kursi-kursi khusus untuk orang-orang cacat (disabled), dan juga ruang khusus untuk ibu-ibu atau orang yang membawa kereta bayi. Biasanya cuma untuk 2 kereta bayi saja. Saya salut kepada kedisiplinan sopir dan ketaatan penduduk di sini, contohnya : kalau sudah terisi 2 kereta bayi, maka sang sopir tidak akan menaikkan penumpang yang membawa kereta bayi tersebut, dan penumpangnya juga akan mengerti.
Dan setiap penumpang yang akan turun kita harus membunyikan bel yang ada hampir di tiap tiang dalam bis. Kemudian pada saat penumpang turun mereka selalu mengucapkan terima kasih atau salam balik pada sopirnya, yang biasanya saya pun sangat menikmati momen ini. Karena bagi saya budaya ini sangat baik dan komunikatif, sampai-sampai saya hafal kata-kata apa yang sering diucapkan penumpang, "Thank you", atau "Have a nice day", atau "Thank's Love", atau kalau penumpangnya kaum muda mereka cuma bilang, "Cheers!".
Paling tidak, semua kata-kata itu sebagai ungkapan terima kasih mereka pada sang sopir, walau sebenarnya kalau dipikir-pikir setiap penumpang itu toh sudah membayar tiket, dan lagi pekerjaan mengantar penumpang sampai tujuan itukan sudah pekerjaan sopir tersebut ya... Tapi dari situlah, saya belajar pada mereka bagaimana budaya berterima kasih dan menghargai jasa orang lain sesederhana apapun harus tetap kita lakukan di manapun, kapanpun dan pada siapapun.
PENYEBRANG JALAN :
Ketika akan menyeberang jalan kita hendaknya menekan tombol dahulu di tempat penyeberangan jalan (Pedestrian Cross), dan tombol itu akan memberitahu kita kapan kita diperbolehkan menyeberang. Kadang ada jalan-jalan tertentu, biasanya bukan jalan besar atau bukan jalan utama karena yang ada jalur lambatnya; kalau ada tanda di jalan berupa garis hitam putih atau kita bilang zebra cross, di jalan yang ada tanda itu kapanpun kita menginjakkan kaki di tanda zebra cross itu maka mobil yang akan lewat akan berhenti.
Dalam hal ini ada pengalaman yang menggelikan ketika Mark pertama kali di Indonesia, tepatnya waktu kita di Jakarta dan akan menyeberang jalan di tempat penyeberangan jalan atau yang ada garis hitam putihnya, Mark spontan menggandeng tangan saya dan siap akan langsung menyeberang! Spontan saya langsung tegang sambil menyentakkan tangan dan mundur teratur, dan Mark sangat kaget sekali sembari menanyakan kenapa saya takut. Setelah saya menjelaskan segala sesuatunya yang biasa terjadi di Indonesia, spontan Mark tertawa karna dia pikir sebelumnya bahwa kalau ada jalan dengan tanda garis hitam putih itu kapanpun kaki kita sudah menginjakkan tanda itu mobil akan berhenti! Kini setiap kali di Indonesia dan akan menyeberang jalan Mark sangat lihai melambaikan tangannya memberi tanda pada pengendara kendaraan atau mobil agar berjalan pelan-pelan, sambil berkata, "Kyiri, kyiri, kyiri...", hahaha!
TANDA DILARANG PARKIR :
Garis kuning 2 jalur = dilarang berhenti atau parkir di sepanjang jalur itu!Kalau kita melihat di jalan ada tanda garis kuning dua jalur itu berarti kita dilarang berhenti atau parkir di sepanjang tanda itu. Dan herannya masyarakat di sini juga tidak kemudian mencuri-curi untuk berhenti atau parkir di sana, walau tidak ada polisi yang jaga lho!!
SPEED CAMERA (KAMERA BATAS KECEPATAN) :
Speed camera (Kamera Batas Kecepatan) ini adalah alat pendeteksi untuk mendata setiap kendaraan bermotor yang lewat apakah melanggar batas kecepatan yang ditetapkan di jalan tersebut atau tidak. Kebetulan batas kecepatan di jalan-jalan di selurah Great Britain (Inggris Raya) berbeda-beda menurut situasi jalannya, apakah jalan ramai dengan tikungan ataukah tidak. Yang jelas batas kecepatan di jalan TOL-nya (Motorway) adalah 70 mil/jam, dan batas kecepatan di dalam kota sekitar 30 mil/jam (1 mil = 1,6 kilometer). Kalau diketahui sebuah mobil melanggar batas kecepatan, maka hari berikutnya Kepolisian akan mengirimkan surat peringatan berikut bukti photo mobil itu ketika lewat di jalan tersebut! Kalau sudah sampai 3x berturut-turut maka akan segera dikirim surat ke pengadilan. Kalau sampai terjadi, bisa-bisa Kepolisian akan menyita SIM kita! Dan yang jelas lagi kita akan punya kriminal rekor di data pribadi kita!
Selain mendeteksi pengendara yang melanggar batas kecepatan di jalan, Speed Camera ini juga bisa mendeteksi mobil-mobil yang belum membayar pajak, atau tidak memenuhi MOT Test (Test Uji Kelayakan Mobil), atau bahkan mobil-mobil curian! Jangan heran, kalau tahu-tahu ada mobil polisi di belakang kita yang mengejar dan siap menangkap pengemudinya...
Sebenarnya Shoulder Road (Bahu Jalan) ini juga ada di negara kita ya... bentuknya tetap rata dan warnanya yang putih juga sama. Cuma perbedaan yang saya temukan adalah dari rasa yang ditimbulkannya ketika roda mobil atau kendaraan kita sudah menginjak di garis putih bahu jalan itu. Efek yang ditimbulkan adalah roda mobil kita akan berderit-derit dan menimbulkan goyangan-goyangan kecil seperti kita berjalan di atas jalan berbatu yang tidak rata! Ya, mungkin memang sengaja dibuat sedemikian rupa agar pengendara mobil yang mengantuk bisa langsung sadar dan bangun, mungkin...he he he.
LINE LITTER (PENYAPU JALANAN ala PRESTON) :
Seperti halnya di negeri kita bahwa tiap harinya ada saudara-saudara kita dari Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota yang dengan setia menyapu jalanan dan sudut kota. Di sinipun ada orang-orang yang memunguti sampah atau kotoran yang mungkin tercecer di jalanan, saya bilang memunguti, karna memang tidak seperti menyapu tapi cuma membawa keranjang plastik berikut alat penyepit yang agak panjang seperti gunting itu!
Tapi seminggu sekali akan ada "mobil vacuum cleaner", itu istilah saya saja untuk menyebut mobil dari dinas kebersihan kota yang biasanya "menyapu" sekaligus "menyedot" sampah atau kerikil atau pasir di jalanan, yang dimungkinkan bisa mengganggu kenyamanan dan keamanan di jalan.
PEJALAN KAKI DAN HEWAN PELIHARAAN MEREKA :
Ya memang tidak heran ya, kalau orang sudah menyanyangi hewan peliharaan itu kadang perlakuan mereka pada hewan-hewan itu bisa seperti perlakuan mereka pada sesama manusia, bahkan seperti memperlakukan anak mereka. Tak beda dengan masyarakat di sini yang memiliki hewan peliharaan juga.
Ada aturan tentang hewan peliharaan di sini yang ada hubungannya dengan kebersihan dan keindahan kota, yang mana menurut saya peraturan ini sangat menggelikan tapi sekaligus menimbulkan respek besar pada pelaku-pelakunya; yakni aturan bahwa setiap pemilik atau orang yang membawa hewan peliharaan harus memungut... (maaf) kotoran hewan peliharaannya, kalau sewaktu-waktu hewan-hewan itu mau buang kotoran di manapun dan kapan pun (ini terutama di tempat-tempat umum). Yeah, sama dengan membuang sampah sembarangan, jika hal ini tidak dilakukan maka pelakunya atau pemiliknya bisa diperkarakan, atau dikenai denda, atau kerja sosial.
Tak heran jika di supermarket-supermarket di bagian hewan peliharaan dijual juga plastik khusus untuk kotoran hewan peliharaan berikut kantong kedap udaranya! Phew... sampai segitunya ya...
Ada pengalaman saya pribadi pada waktu baru pertama kali datang di Preston, kira-kira hari-hari pertama ketika saya sendirian di rumah setelah suami saya berangkat kerja, saya melihat dari balik tirai di kamar tidur kami ada seseorang wanita separuh baya yang berdiri dekat pagar rumah kami dengan gerakan-gerakan yang menurut saya mencurigakan! Terus terang saya sempat bersembunyi sedikit di balik tirai sambil mengintip dan dengan hati berdebar-debar berpikir, "Apakah gerangan yang akan dilakukan wanita itu ya?!". Sambil celingukan kanan kiri dan sekali-kali melihat ke rumah kami sambil ditemani anjingnya, kebetulan memang kompleks rumah kami sangat sepi kalau siang hari, ternyata kemudian dia mengeluarkan kantong plastik gelap dan memungut (maaf) kotoran anjing di depan rumah saya, dan kemudian dengan gerakan yang sigap pula langsung memasukkannya di kantong kertas coklat, memanggil anjingnya dan langsung melenggang!! Oh my God... Waktu itu aku hanya terheran-heran saja, dan langsung menceritakan hal tersebut pada suamiku sore harinya. Dan ya, suami saya langsung menerangkan seperti yang sudah saya jelaskan tersebut di atas...
Link :